1
October 1997, kediaman mantan Presiden Soeharto di Cendana, Jakarta Pusat
didatangi para petinggi ABRI. Datang antara lain Pangab Jendral TNI Feisal
Tanjung, KSAD Jendral TNI Wiranto, KSAL Laksamana TNI Arief Nurhayadi, KSAU
Marsekal Satria Tubagus,dan Kapolri Jendral Polisi Dibyo Widodo.
Kedatangan
mereka untuk memberi anugrah jendral bintang lima atau jendral besar kepada
Presiden RI saat itu, Soeharto. Setelah dari cendana, rombongan bergerak ke
kediaman Jendral Purn AH Nasution untuk memberi anugrah serupa. Gelar jendral
besar berikutnya diberikan kepada Panglima Besar Jendral Soedirman, gelar
diberikan kepada keluarganya pada 2 October 1997 di Yogyakarta.
Kapuspen
TNI saat itu Brigjen TNI Abdul Wahab Mokodongan mengatakan, pangkat ini di
berikan kepada putra terbaik bangsa.Dalam pernyatan TNI, jabatan jendral besar
berbintang lima ini murni keinginan jajaran ABRI dan para sesepuh TNI. Tetapi,
sejarawan Patrik Melanasi meragukan hal tersebut “Ada dugaan itu adalah
keinginan pak Harto. Tetapi kalau hanya pak Harto yang mendapat dia merasa
nanti akan jadi kontroversi sehingga pak Nas dan pak Dirman juga mendapat gelar
tersebut” katanya.
Soeharto
memang sangat berjasa dalam beberapa moment penting seperti serangan umum 1
maret, penumpasan PKI, dan operasi Mandala namun disisi lain beliau beberapa
kali membuat masalah karena menggunakan jabatannya sebagai petinggi ABRI untuk
memperkaya diri hingga puncaknya di pecat dari Pangdam Diponogoro oleh AH
Nasution dan akan diseret ke mahkamah militer, namun atas desakan Gatot
Soebroto, Soeharto dibebaskan dan akhirnya dikirim ke SSKAD (Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat) dan dari sana karirnya moncer kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar